Salah satu geoproduk Geopark Jogja adalah Jam Kayu hasil daur ulang limbah kayu. Berasal dari Kabupaten Kulon Progo, dua bersaudara, Iyos Pramana dan Furqon Aziz, telah menciptakan jam tangan mewah dan unik melalui daur ulang limbah kayu. Keahlian dan kecintaan mereka terhadap jam tangan telah menghasilkan produk yang semakin dikenal dan diminati, bahkan menjadi souvenir khas yang dipesan oleh instansi seperti Kementerian Koperasi dan UKM. Dalam artikel ini, kita akan melihat perjalanan mereka dalam menciptakan JK Watch, jam tangan kayu dengan brand yang semakin terkenal.

Dua bersaudara ini, Iyos Pramana dan Furqon Aziz, memiliki kecintaan yang besar pada jam tangan. Melalui keahlian mereka dalam mendaur ulang limbah kayu, mereka berhasil menciptakan jam tangan yang unik dan mewah. Jam tangan buatan mereka mulai dikenal dan diminati oleh banyak orang, termasuk beberapa instansi seperti Kementerian Koperasi dan UKM.

Brand JK Watch, yang juga dapat diartikan sebagai Jam Kayu atau Jam Kulon Progo, mulai berkembang setelah mendapatkan "endorsement" dari Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam sebuah pameran UKM. Iyos dan Furqon memilih kayu sebagai bahan dasar karena mereka sudah akrab dengan kayu sejak kecil, sebagai anak-anak tukang kayu. Mereka menggunakan limbah kayu dari usaha ayah mereka untuk menciptakan rangka jam tangan yang unik. Jenis limbah kayu yang digunakan beragam, mulai dari Jati, Sonokeling, Joar, Mahoni, Mangir, Waru yang mana mudah didapatkan di daerah mereka

Limbah kayu bukanlah sesuatu yang sulit untuk dicari di Kulon Progo, sehingga Iyos dan Furqon memiliki bahan baku yang cukup untuk memproduksi jam tangan mereka. Dengan keseriusan dan kerja keras, mereka bahkan meminjam modal sebesar Rp5 juta dari bank untuk mengembangkan usaha mereka. Meskipun pada awalnya penjualan jam tangan mereka kurang menggembirakan, mereka tidak menyerah dan terus melakukan promosi, terutama melalui media sosial.

Setelah beberapa kali mengikuti pameran UKM di berbagai kota, JK Watch mulai menunjukkan prospek yang cerah. Meskipun produksi mereka belum bisa secara massal, pesanan mulai mengalir dengan cukup banyak. Dalam sebulan, mereka dapat memproduksi maksimal 20 jam tangan, karena setiap jam tangan membutuhkan waktu dua hari untuk pembuatannya. Selain jam tangan, mereka juga memproduksi kacamata kayu untuk melengkapi koleksi produk mereka. Semua koleksinya dibuat secara “handmade” mulai dari pemotongan, perakitan, pengamplasan, finishing dan pemasangan mesin.

Iyos dan Furqon memiliki rencana serius untuk mengembangkan bisnis jam tangan kayu mereka. Mereka berencana meluncurkan seri jam premium dengan mesin buatan Swiss dan bahan kayu terbaik. Semangat mereka didukung oleh keluarga mereka, bahkan ayah mereka yang sebelumnya berbisnis mebel kini membantu usaha kedua anaknya. Kehadiran ayah mereka menjadi dukungan tambahan yang memperkuat usaha mereka dalam mengembangkan JK Watch.

Kisah sukses Iyos Pramana dan Furqon Aziz adalah inspirasi bagi para pengusaha muda lainnya. Mereka membuktikan bahwa dengan keseriusan, kerja keras, dan kreativitas, limbah kayu dapat diubah menjadi produk bernilai tinggi yang menarik perhatian banyak orang. JK Watch bukan hanya sebuah jam tangan, tetapi juga sebuah karya seni yang mencerminkan keindahan dan keunikan kayu.

Dalam perjalanan mereka, Iyos Pramana dan Furqon Aziz telah menciptakan JK Watch, jam tangan kayu unik yang semakin terkenal dan diminati. Melalui upaya daur ulang limbah kayu, mereka berhasil menciptakan produk mewah yang memiliki nilai ekologis tinggi. Kisah sukses mereka menginspirasi kita untuk melihat potensi dalam hal-hal yang dianggap limbah dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bernilai.

CP: 0831 0334 7514, https://www.instagram.com/jkwatch_original/