Logo dan Maskot

Logo dan Maskot merupakan bagian dari identitas Geopark Jogja. Logo dan Maskot ditetapkan berdasarkan kondisi dan keunikan yang dimiliki Geopark Jogja.


Logo

Logogram Geopark Jogja diadaptasi dari motif dasar Meru, daun dan pepohonan serta motif parang. Motif Meru menggambarkan proses hidup tumbuh di atas tanah. Motif daun dan pepohonan sebagai simbol “nunggak semi” yang berarti kebijakan untuk terus mengembangkan kebudayaan, tanpa menghilangkan akar dari kebudayaan itu sendiri. Motif parang berasal dari kata Pereng yang berarti lereng dan juga berarti tidak pernah menyerah.

Logo Geopark Jogja

Lingkaran pada logo Geopark Jogja melambangkan Dunia dan merupakan simbol filosofi Hamemayu Hayuning Bawana yang bermakna Geopark Jogja memberikan kontribusi dalam peradaban dunia.

Jika diamati lebih detail, pada logo ini terdapat simbol gunung, sumbu imajiner, lapisan tanah dan segara kidul menggambarkan objek dan tema Geopark Jogja, Harmoni Merapi-Gumuk Pasir Parangtritis.

Pemilihan warna hijau sebagai logo utama Geopark Jogja sesuai konsep geopark yang menggambarkan alam (biodiversity), motif batik menggambarkan (cultural diversity), lapisan tanah menggambarkan keragaman geologi (geodiversity).



Maskot

Maskot Geopark Jogja bernama Dijo yang berasal dari singkatan kata Adiloka Jogja. Dijo merupakan pohon Kêpêl (Stelechocarpus burahol) yang menjadi flora khas identitas Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selain itu, Konsep pohon Kêpêl digunakan sebagai maskot Geopark Jogja karena merupakan salah satu biodiversity Geopark Jogja dan dianggap sebagai ‘perwakilan dari alam’. Dipilihnya pohon Kêpêl sebagai maskot untuk merepresentasikan Geopark Jogja juga dapat digunakan sebagai sosialisasi tentang tumbuhan khas DIY. Berikut ini merupakan biodata singkat dari Dijo:

Nama : Dijo (singkatan dari Adiloka Jogja)

Spesies : Flora Kêpêl (Stelechocarpus burahol)

Usia : Tidak diketahui

Kepribadian : Ramah, jenaka, bijak dan suka membimbing mereka yang membutuhkan bantuan di alam.