Field Study Geopark Jogja di Sleman “Dari Desa untuk Indonesia”
Dalam rangka peningkatan kapasitas pengelola Geosite
Kompeks Perbukitan Intrusi Godean, Bidang Fisik dan Prasarana selaku Sekretariat Forum Warisan Geologi
Kabupaten Sleman menyelenggarakan kegiatan Field Study di Geosite Tebing
Breksi dan Geowisata Gunung Api Purba Nglanggeran pada Selasa (19/9). Kegiatan Field
Study diikuti oleh 40 peserta dari warga Kalurahan Sidoluhur selaku
pengelola Geosite Kompeks Perbukitan Intrusi Godean segmen Gunung
Gede Berjo dan Gunung Buthak. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Biro
Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan Setda DIY selaku
Badan Pengelola Geopark Jogja.
Kegiatan Field Study dilaksanakan di dua lokasi, yaitu Geosite Tebing Breksi dan Geowisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Adapun materi yang diberikan di masing-masing lokasi meliputi materi terkait Geopark Jogja dan pengelolaan kelembagaan Geosite.
Geopark Jogja tersusun atas lorong Merapi-Parangtritis, C. Prasetyadi menyebutnya sebagai lorong keistimewaan. Lorong tersebut dikawal oleh dua bentuk lahan, yaitu Perbukitan Menoreh di sebelah Barat dan Pegunungan Baturagung di sebelah Timur. Kabupaten Sleman memiliki 7 geosite dari keseluruhan 15 geosite di Geopark Jogja. Salah satu geosite tersebut adalah Tebing Breksi. “Tebing Breksi merupakan salah satu bentuklahan yang muncul pada periode Gunung Api Purba. Tebing Breksi merupakan produk dari Gunung Api Purba Semilir yang mengandung fragmen-fragmen batuapung sebagai bukti rekaman dahsyatnya letusan eksplosif Gunung Api Purba Semilir”, ungkap C. Prasetyadi saat pemberian materi Geopark Jogja di Tebing Breksi.
Geosite Tebing Breksi dikelola oleh Pokdarwis Lowo Ijo, di bawah naungan BUMDes Sambimulyo. “Sebelum menjadi kawasan wisata, Tebing Breksi merupakan kawasan tambang. Kegiatan penambangan berhenti sejak penetapan Tebing Breksi sebagai Kawsan Geoheritage pada tahun 2014. Alih fungsi Tebing Breksi dari kegiatan tambang menjadi kegiatan pariwisata dilakukan mulai Mei 2015 dengan diresmikannya Amphiteatre sebagai salah satu objek atraktif di Tebing Breksi oleh Gubernur DIY” ungkap Giyatno selaku Direktur BUMDes Sambimulyo saat pemberian materi pengelolaan kelembagaan geosite di Tebing Breksi.
Kegiatan Field Study selanjutnya dilaksanakan di Geowisata Gunung Api Purba Nglanggeran yang merupakan salah satu geosite dari keseluruhan 13 geosite Geopark Gunungsewu yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Geowisata Gunung Api Purba Nglanggeran dikelola oleh Pokdarwis Nglanggeran dengan mengusung konsep desa wisata. “Geowisata Gunung Api Purba Nglanggeran mengangkat konsep desa wisata, dimana wisatawan dapat terlibat ke dalam aktivitas warga. Desa Wisata Nglanggeran memiliki beberapa paket wisata yang mengajak masyarakat untuk belajar membajak, membuat kerajinan dari janur, bercocok tanam dan aktivitas lainnya. Rumah warga masyarakat juga dimanfaatkan sebagai homestay, sehingga wisatawan dapat merasakan suasana tinggal di pedesaan. Tagline kami adalah Mari Dari Desa Membangun Indonesia” ungkap Mursidi selaku Ketua Pokdarwis Nglanggeran.
Kegiatan Field Study diakhiri dengan pameran geoproduk yang ada di Desa Wisata Nglanggeran. Peserta diajak untuk melihat dan belajar terkait produksi beberapa geoproduk unggulan di sana. Melalui kegiatan Field Study ini, diharapkan masyarakat Sidoluhur sebagai pengelola geosite dapat belajar dan berproses bersama dalam upaya pengelolaan geoheritage yang lebih baik, termasuk juga untuk pengelolaan geosite lain yang ada di Geopark Jogja (***REL/Forum Warisan Geologi Kab. Sleman).