Kawasan keunikan batuan yang menjadi bukti proses geologi penting siklus letusan eksplosif (VEI=4) Gunung Merapi pada 2010 dengan mengeluarkan material lebih dari 100 juta m³ dalam bentuk hasil endapan awan panas. Situs ini merupakan bagian dari fase Merapi Muda.
Secara administratif Situs Warisan Geologi Aliran Piroklastik Bakalan, berada di Kalurahan Argomulyo, Kapanewon Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu pada koordinat 7.39'22.480" Lintang Selatan, 110.27'42.163" Bujur Timur. Lokasi ini sangat mudah dijangkau, bahkan dengan menggunakan kendaraan roda empat sekalipun. Akses dari Kota Yogyakarta bisa melalui Jalan Pakem-Kalasan menuju Dusun Bakalan. Pada lokasi sudah dibangun berupa prasasti sebagai pengingat daerah ini merupakan lokasi terjauh yang terdampak awan panas Merapi pada erupsi tahun 2010.
Situs Aliran Piroklastik Bakalan merupakan bagian dari fase Merapi Muda yang terbentuk pada tahun 2010 berupa endapan piroklastik yang meluap sampai pada tepian dinding sungai Kali Gendol dan berjarak sekitar 12 kilometer dari puncak Merapi. Endapan ini disebut sebagai endapan overbank PDC (Pyroclastic Density Current).
Endapan yang ada pada situs ini merupakan endapan breksi piroklastik yang belum terkompaksi dengan tebal 1 hingga 2 meter disusun oleh material blok lava sebagai juvenil magma, butiran lapili, dan abu vulkanik. Fragmen blok lava tersebut hadir pada masa dasar lapili dan abu vulkanik. Selain itu, pada endapan tersebut dijumpai adanya struktur menyerupai kolom vertikal sebagai zona pelepasan gas yang dikenal sebagai gas pipe.
Situs Aliran Piroklastik Bakalan merupakan laboratorium alam di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana. Situs ini juga menjadi museum terbuka dengan tema Erupsi Merapi tahun 2010.
Erupsi Gunung Merapi 2010, merupakan erupsi besar pertama setelah 80 tahun sejak erupsi besar tahun 1930 atau 1931 (VEI=3) tidak terjadi erupsi besar. Berikut adalah kronologi Erupsi Gunung Merapi 2010:
26 Oktober 2010 pukul 17.02 WIB, erupsi gunung merapi diawali oleh letusan vulkanian dan menghasil semburan awan panas yang mengarah ke sektor selatan antara Kali Kuning dan Kali Gendol sejauh 8 kilometer. Awan panas pertama ini menyapu Dusun Kinahrejo dan sekitarnya yang membawa korban tokoh terkenal, Juru Kunci Merapi Mbah Marijan dan 25 orang di sekitarnya.
Setelah itu aktivitas erupsi sedikit mereda, tetapi suara gemuruh masih terus berlangsung.
29 Oktober 2010, aktivitas erupsi meningkat kembali dan erupsi Gumung Merapi menghasilkan awan panas yang makin membesar.
5 November 2010 menjadi puncak Erupsi Merapi 2010 bersifat eksplosif membentuk kolom letusan setinggi 10 kilometer dari puncak. Sedangkan awan panas (aliran piroklastik) yang utama mengarah ke Kali Gendol (Tenggara) sejauh 15 kilometer dari puncak.
Bila dilihat pola kronologi erupsinya, lebih mirip dengan erupsi Merapi yang terjadi pada tahun 1872 dimana letusan awal terjadi pada 15 April 1872 kemudian reda selama 2 hari, baru pada 17 – 20 April 1872 terjadi letusan utamanya. Kawah yang terbentuk antara kedua letusan tersebut hampir sama dengan diameter antara 480-600 meter.
Saat ini, singkapan endapan Erupsi Gunung Merapi tahun 2010 di Bakalan ini tinggal sedikit dan berpotensi rusak oleh vegetasi sehingga perlu dilindungi dengan konsep bangunan knock-down.