Yogyakarta (13/10/2025) - Sekretaris Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, Ni Made Dwipanti Indrayanti, S.T., M.T., menerima audiensi dari Badan Informasi Geospasial (BIG) di Komplek Kantor Gubernur Kepatihan Yogyakarta. Kegiatan ini menjadi momentum penting dalam upaya memperkuat pengelolaan dan perlindungan warisan geologi (geoheritage) di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Rombongan BIG dipimpin oleh Dr. Antonius Bambang Wijanarto (Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik), didampingi oleh Dra. Lien Rosalina, M.M. (Direktur Integrasi dan Sinkronisasi Informasi Geospasial Tematik), Seto Baruno, S.T., M.Eng. (Kepala Balai Geospasial Pesisir dan Gumuk Pasir Parangtritis), serta perwakilan dari Fakultas Geografi UGM. Audiensi ini bertujuan untuk menyerahkan Album Peta dan Buku Khazanah Geoheritage Daerah Istimewa Yogyakarta, yang merupakan hasil dari kegiatan Pemetaan Cepat Potensi Kerusakan pada 20 Geoheritage DIY selama tahun 2023–2024.

Pemetaan ini dilaksanakan dalam dua tahap:

  • Tahun 2023: mencakup 12 lokasi Geoheritage di Kabupaten Sleman dan Kulon Progo.

  • Tahun 2024: mencakup 8 lokasi Geoheritage di Kabupaten Gunungkidul dan Bantul.

Secara keseluruhan, terdapat 20 objek Geoheritage yang dipetakan, terdiri atas 15 objek di wilayah Geopark Jogja dan 5 objek di kawasan Geopark Gunung Sewu (UNESCO Global Geopark). Metode pemetaan dilakukan melalui akuisisi foto udara (drone/UAV), analisis geologi lapangan, wawancara dengan penduduk setempat, serta pengolahan dan analisis data spasial.

Hasil dari kegiatan ini meliputi:

  • Data digital foto udara Geological Heritage Site DIY

  • Data digital peta Geological Heritage Site DIY

  • Album Peta Geological Heritage Site DIY

  • Buku Khazanah Geoheritage Daerah Istimewa Yogyakarta

Dalam kesempatan tersebut, Sekda DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti menyampaikan apresiasinya terhadap hasil pemetaan yang dilakukan BIG.

β€œPeta itu luar biasa, karena bisa membantu memberi gambaran terhadap suatu lokasi. Data tabular jika digabungkan dengan data spasial akan memberikan gambaran yang konkret terhadap suatu kawasan. Data ini sangat berarti buat kami untuk pengendalian dan pemanfaatan ruang di sekitar kawasan Geoheritage,” ujar Ni Made.

Ia juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah, lembaga riset, dan lembaga nasional seperti BIG untuk mendukung pengelolaan geoheritage yang berkelanjutan. Data dan informasi geospasial yang akurat akan menjadi fondasi penting dalam menjaga keseimbangan antara pelestarian, pendidikan, dan pengembangan ekonomi berbasis geowisata.